setting

Reki Nelson Parhusip: Perjalanan ke Rinjani

Perjalanan ke Rinjani

Rinjani
Tak menyangka kaki ini bisa berdiri tegak di Puncak Rinjani. Ini dia ceritanya.

Pagi hari pukul 08.00 di secretariat IMAPALA akubingung ingin melakukan kegiatan apa. Terlintas di pikiran unutk melakukan pendakian ke Gunung merapi di Jogjakarta. Langsung aja mengajak si Tarno yang kebetulan ada disampinku. Dia langsung mengambil trangia dan tenda. Aku pikir dia tidak menanggap dengan serius.
Kami mengajak kucel. Dia malah mengajak ke Rinjani. Sempat terdiam dan memikirkannya. Akhirnya keputusan di bulatkan ke Rinjani. Tapi kurang 1 personil. Kami menghubungi si herman anak Tarakan yang belum pernah hiking dan langsung hiking ke Rinjani dan dia juga punya kamera yang bisa digunkan untuk dokumentasi(salah 1 trik :D). oke, kami mempersiapkan semua  perlatan dan logistik yang diperlukan. Transportasi yang digunakan adalah vespa dan supra x. butuh tenaga yang fit untuk melakukan perjalanan dengan kendaraan.
                                                                               

        Packing peralatan dan logistik

                                               

Vespa dan Supra X bertindak sebagai transportasi

Kami berangkat dari secretariat IMAPALA pukul 22.00 wib. Mata di perjalan mulai tak bersahabat tapi tetap dipaksakan untuk sampai di pelabuhan ketapang banyuwangi pagi hari.

Sampai di pelabuhan pukul 05.30 wib. Langsung memakirkan kendaraan di kapal fery dengan biaya Rp 16000/motor. Penyebrangan dari pelabuhan ketapang ke gilimanuk bali sekitar 1jam. Beristirahat kami manfaatkan sebaik”nya.
                                                               



melinting rokok

sampai di gilimanuk kami menuju kota Denpasar. Butuh 5 jam menuju Denpasar. Sampai di Denpasar kita memutuskan untuk memarkirkan motor di Mapala Udayana Bali demi menjaga tetap fit. Kami disambut dengan baik saat disampai disana. Suguhan makan malam di siapkan oleh mereka. Selesai makan malam kami beristirahat.

Pagi hari pukul 10.00 wib kami berangkat menuju pelabuhan padang bai dengan mencarter angkot Rp 150000. Sampai di padang bai pukul 14.00 wib dan menyebrang ke pelabuhan lembar Lombok dengan waktu 4 jam dan tiket Rp 34000/orang. Saat di kapal fery kami melobi supir truk untuk mau membawa kami ke kota mataram. Kapal sudah disandarkan dan kami masuk ke truk. Sampai di kota mataram kita langsung menghubungi Om Lay yang kebetulan senior. Kami di antar kerumah mas ciput yang bersedia menampung


pelabuhan padang bai

Pagi hari pukul 08.00 wib berangkat menuju pasar aikmel dengan ongkos Rp 10000/orang menggunakan engkel. Tiba di pasar aikmel pukul 12.00 wib. Lanjut ke desa Sembalum titik start pendakian dengan ongkos Rp 10.000/orang menggunakan pick up warga. Tiba di sembalun kami langsung menuju pos pendakian dan membayar tiket masuk Rp 10000/orang.

Pendakian di mulai.....
Start dari sembalun pukul 12.30 wib. Langsung menuju Pos 3 sembalun yang akan menjadi camp pertama kami. Di pos 2 kami bertemu dengan pendaki asal Jakarta yang sedang ngecamp. Lanjut ke pos 3 sampai pukul 19.00 wib. Langsung saja membuka tenda, memasak, dan beristirahat. Paginya kami bangun bertegur sapa dengan pendaki di tenda sebelah. Ternyata ada 2 pendaki asal malang dan kami melanjutkan pendakian bersama.

sembalun



pos 2 sembalun

pos 3 sembalun

Pukul 09.30 wib kami berjalan menuju pos teraktir sembalu. Tanjakan terjal di sajikan di hadapan kami. Bukit penyesalan kata masyarakat memang menguji kesabaran. Tiba di pelawangan sembalun pukul 12.00 wib. Beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan yang ada.
pelawangan sembalun



pos terakhir sembalun
Kita lanjut lagi menuju pos terakhir dan membuka camp disana. Tiba pukul 15.30 wib. Ternyata banyak tourist mancanegara. Kami menyiapkan bahan makanan sambil memandangi indahnya danau segara anak dan mempersiapkan apa yang dibutuhkan untuk pendakian ke puncak nanti malam

Kami dan 2 pendaki asal Malang memutuskan untuk muncak pukul 24.00 wib
Perjalanan ke puncak pun dimulai. Start dari camp pukul 24.15 wib. Cuaca tidak bersahabat. Angina kencang terus berhembus. Tanjakan berpasir maju 3 mundur 1 kami lewati. Banyak tourist yang tidak menggunakan jaket dan menyalahi prosedur yang ada turun akibat hembusa angin yang kencang serta dingin.

Lebih dari 4 jam perjalanan mental mulai down akibat dingin yang menembus jaket. Tapi itu tidak bisa menghalangi, kami tetap bersemangat dan akhirnya pukul 06.00 wib kami menginjakkan kaki di Summit Rinjani dengan ketinggian 3726mdpl.







di puncak rinjani

Puji syukur kepada Tuhan YME.
Tidak bisa lama” di puncak karena takut badai akan dating kami segera turun. Perjalanan turun tidak mudah. Jalan berpasir yang licin membuat kami harus berhati”.




Tiba decamp pukul 10.00 dan langsung mengemas barang. Tujuan selanjutnya adalah segara anak. Jalan turun yang terjal dan licin serta berbatu membuat kami harus berhati”. Tiba di Danau Segara Anak pukul 15.00 wib. Kata masyarakat ikan di danau sangat banyak jadi kami langsung menyiapkan alat pancing yang sudah kami dari sembalun.





Karena ikan yang kami dapatkan lumayan banyak kami memutuskan ngecamp 1 hari di segara anak.

Hari kelima kami berangkat dari segara anak pukul 09.00 wib. Tujuan selanjutnya adalah pos senaru yang akan menjadi finish dari pendakian kami. Jalur ke pelawangan senaru begitu terjal. Banyak sekali lelongsoran di sepanjang jalur. Menaiki batu serta melewati robohan pohon itulah yang kami temui di sepanjang jalur ini







.
 Akhirnya tiba di pelawangan senaru dan beristirahat.

Perjalanan belum selesai masih harus turun ke Senaru. Berjalan cepat walaupun lutut rasanya sakit akibat menahan berat beban terpaksa dilakukan agar tidak terlalu malam sampai di senaru.
Selama perjalanan turun kicauan burung begitu merdu berirama.
Dan pada akhirnya tiba juga di pintu senaru garis finish pendakian kami pukul 17.30 wib.




Sedikit cerita tentang asal mula gunung rinjani.
Rinjani artinya tinggi. Suatu legenda menceritakan Datu Tawun dan ratu Dewi Mas yang terpisah salama bertahun” hanya karena kesalah pahaman belaka. Pertemuan kembali kedua ankanya menyebabkan mendurnya sang Datu dan Putrinya Dewi Anjani ke tengah pegunungan Lombok. Saat bermeditasi di atas gunung mencari jalan hidup, Dewi Anjani dipanggil oleh jin wanita untuk dijadikan pimpinan mereka dan gunung itu diberi nama sesuai namanya.

1 komentar:

  1. wah brooo.. ketemu di twitter, dan mengarahkan sy menemukan blog ini. selamat ya, udah rampung pendakian rinjaninya. ini temen-temen mau ke lawu, juni ke selamet, dan rinjani. sampai ketemu di pendakian selanjutnya bro...

    BalasHapus

Copyright © Reki Nelson Parhusip Urang-kurai