Perjalanan ke Rinjani
Rinjani
Tak
menyangka kaki ini bisa berdiri tegak di Puncak Rinjani. Ini dia ceritanya.
Pagi hari
pukul 08.00 di secretariat IMAPALA akubingung ingin melakukan kegiatan apa.
Terlintas di pikiran unutk melakukan pendakian ke Gunung merapi di Jogjakarta. Langsung
aja mengajak si Tarno yang kebetulan ada disampinku. Dia langsung mengambil
trangia dan tenda. Aku pikir dia tidak menanggap dengan serius.
Kami
mengajak kucel. Dia malah mengajak ke Rinjani. Sempat terdiam dan
memikirkannya. Akhirnya keputusan di bulatkan ke Rinjani. Tapi kurang 1
personil. Kami menghubungi si herman anak Tarakan yang belum pernah hiking dan
langsung hiking ke Rinjani dan dia juga punya kamera yang bisa digunkan untuk
dokumentasi(salah 1 trik :D). oke, kami mempersiapkan semua perlatan dan logistik yang diperlukan.
Transportasi yang digunakan adalah vespa dan supra x. butuh tenaga yang fit
untuk melakukan perjalanan dengan kendaraan.
Packing
peralatan dan logistik
Vespa
dan Supra X bertindak sebagai transportasi
Kami berangkat
dari secretariat IMAPALA pukul 22.00 wib. Mata di perjalan mulai tak bersahabat
tapi tetap dipaksakan untuk sampai di pelabuhan ketapang banyuwangi pagi hari.
Sampai di
pelabuhan pukul 05.30 wib. Langsung memakirkan kendaraan di kapal fery dengan
biaya Rp 16000/motor. Penyebrangan dari pelabuhan ketapang ke gilimanuk bali
sekitar 1jam. Beristirahat kami manfaatkan sebaik”nya.
melinting
rokok
sampai di
gilimanuk kami menuju kota Denpasar. Butuh 5 jam menuju Denpasar. Sampai di
Denpasar kita memutuskan untuk memarkirkan motor di Mapala Udayana Bali demi
menjaga tetap fit. Kami disambut dengan baik saat disampai disana. Suguhan
makan malam di siapkan oleh mereka. Selesai makan malam kami beristirahat.
Pagi hari
pukul 10.00 wib kami berangkat menuju pelabuhan padang bai dengan mencarter
angkot Rp 150000. Sampai di padang bai pukul 14.00 wib dan menyebrang ke
pelabuhan lembar Lombok dengan waktu 4 jam dan tiket Rp 34000/orang. Saat di
kapal fery kami melobi supir truk untuk mau membawa kami ke kota mataram. Kapal
sudah disandarkan dan kami masuk ke truk. Sampai di kota mataram kita langsung
menghubungi Om Lay yang kebetulan senior. Kami di antar kerumah mas ciput yang
bersedia menampung
pelabuhan padang bai
Pagi hari pukul 08.00 wib berangkat menuju pasar aikmel dengan ongkos Rp 10000/orang menggunakan engkel. Tiba di pasar aikmel pukul 12.00 wib. Lanjut ke desa Sembalum titik start pendakian dengan ongkos Rp 10.000/orang menggunakan pick up warga. Tiba di sembalun kami langsung menuju pos pendakian dan membayar tiket masuk Rp 10000/orang.
Pendakian di
mulai.....
Start dari
sembalun pukul 12.30 wib. Langsung menuju Pos 3 sembalun yang akan menjadi camp
pertama kami. Di pos 2 kami bertemu dengan pendaki asal Jakarta yang sedang
ngecamp. Lanjut ke pos 3 sampai pukul 19.00 wib. Langsung saja membuka tenda,
memasak, dan beristirahat. Paginya kami bangun bertegur sapa dengan pendaki di
tenda sebelah. Ternyata ada 2 pendaki asal malang dan kami melanjutkan
pendakian bersama.
Pukul 09.30
wib kami berjalan menuju pos teraktir sembalu. Tanjakan terjal di sajikan di
hadapan kami. Bukit penyesalan kata masyarakat memang menguji kesabaran. Tiba
di pelawangan sembalun pukul 12.00 wib. Beristirahat sejenak sambil menikmati
pemandangan yang ada.
Kita lanjut
lagi menuju pos terakhir dan membuka camp disana. Tiba pukul 15.30 wib.
Ternyata banyak tourist mancanegara. Kami menyiapkan bahan makanan sambil
memandangi indahnya danau segara anak dan mempersiapkan apa yang dibutuhkan untuk
pendakian ke puncak nanti malam
Kami dan 2
pendaki asal Malang memutuskan untuk muncak pukul 24.00 wib
Perjalanan
ke puncak pun dimulai. Start dari camp pukul 24.15 wib. Cuaca tidak bersahabat.
Angina kencang terus berhembus. Tanjakan berpasir maju 3 mundur 1 kami lewati.
Banyak tourist yang tidak menggunakan jaket dan menyalahi prosedur yang ada
turun akibat hembusa angin yang kencang serta dingin.
Lebih dari 4
jam perjalanan mental mulai down akibat dingin yang menembus jaket. Tapi itu
tidak bisa menghalangi, kami tetap bersemangat dan akhirnya pukul 06.00 wib
kami menginjakkan kaki di Summit Rinjani dengan ketinggian 3726mdpl.
Puji syukur
kepada Tuhan YME.
Tidak bisa
lama” di puncak karena takut badai akan dating kami segera turun. Perjalanan
turun tidak mudah. Jalan berpasir yang licin membuat kami harus berhati”.
Tiba decamp
pukul 10.00 dan langsung mengemas barang. Tujuan selanjutnya adalah segara
anak. Jalan turun yang terjal dan licin serta berbatu membuat kami harus
berhati”. Tiba di Danau Segara Anak pukul 15.00 wib. Kata masyarakat ikan di
danau sangat banyak jadi kami langsung menyiapkan alat pancing yang sudah kami
dari sembalun.
Karena ikan
yang kami dapatkan lumayan banyak kami memutuskan ngecamp 1 hari di segara anak.
Hari kelima kami berangkat dari segara anak pukul 09.00 wib. Tujuan selanjutnya adalah pos senaru yang akan menjadi finish dari pendakian kami. Jalur ke pelawangan senaru begitu terjal. Banyak sekali lelongsoran di sepanjang jalur. Menaiki batu serta melewati robohan pohon itulah yang kami temui di sepanjang jalur ini
Akhirnya tiba di pelawangan senaru dan
beristirahat.
Perjalanan
belum selesai masih harus turun ke Senaru. Berjalan cepat walaupun lutut
rasanya sakit akibat menahan berat beban terpaksa dilakukan agar tidak terlalu
malam sampai di senaru.
Selama
perjalanan turun kicauan burung begitu merdu berirama.
Sedikit
cerita tentang asal mula gunung rinjani.
Rinjani
artinya tinggi. Suatu legenda menceritakan Datu Tawun dan ratu Dewi Mas yang
terpisah salama bertahun” hanya karena kesalah pahaman belaka. Pertemuan
kembali kedua ankanya menyebabkan mendurnya sang Datu dan Putrinya Dewi Anjani
ke tengah pegunungan Lombok. Saat bermeditasi di atas gunung mencari jalan
hidup, Dewi Anjani dipanggil oleh jin wanita untuk dijadikan pimpinan mereka
dan gunung itu diberi nama sesuai namanya.
wah brooo.. ketemu di twitter, dan mengarahkan sy menemukan blog ini. selamat ya, udah rampung pendakian rinjaninya. ini temen-temen mau ke lawu, juni ke selamet, dan rinjani. sampai ketemu di pendakian selanjutnya bro...
BalasHapus