Pages

Halaman

27 April 2013

Resection dan Intersection


PENDAHULUAN
Sebelum mempelajari tentang Resection dan Intersection, maka perlu diketahui terlebih dahulu tentang pengertian dari Titik Ekstrim, Azimuth, dan Back Azimuth.
Titik Ekstrim adalah suatu tanda yang berupa puncak gunung, sungai, danau, atau tanda-tanda lain yang tampak dari tempat kita berdiri dan mudah dikenali di dalam peta.
Azimuth adalah sudut yang dibentuk oleh sebuah titik ekstrim terhadap arah utara dari lokasi kita berdiri. Pengukuran sudut ini dapat dilakukan dengan menggunakan kompas sebagai alat bidik titik ekstrim.
Azimuth
Back Azimuth adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara dari titik ekstrim terhadap posisi kita. Dengan kata lain, Back Azimuth bisa juga dikatakan sebagai sudut kebalikan dari Azimuth.
Back Azimuth
Besar sudut Back Azimuth dapat dihitung dengan mudah apabila kita telah mengetahui sudut Azimuthnya. Rumusnya adalah sebagai berikut:
  • Jika Azimuth < 180 derajat, maka Back Azimuth = 180 + Azimuth.
  • Jika Azimuth > 180 derajat, maka Back Azimuth = 180 - Azimuth.
  • Jika Azimuth = 180 derajat, maka Back Azimuth = 0 atau 360 derajat.

RESECTION
Resection adalah teknik menentukan titik koordinat posisi kita pada peta dengan menggunakan bantuan dua titik ekstrim atau lebih.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan pada saat melakukan resection adalah sebagai berikut:
  • Lakukan orientasi medan.
  • Sejajarkan arah utara peta dengan arah utara bumi.
  • Cari dua buah titik ekstrim yang dapat digunakan sebagai acuan
  • Ukur masing-masing sudut Azimuth dari kedua titik ekstrim tersebut.
  • Hitung sudut Back Azimuth dari kedua sudut Azimuth yang sudah didapat.
  • Posisikan titik tengah proctractor pada salah satu titik ekstrim dalam peta.
  • Tarik garis sebesar sebesar sudut Back Azimuth.
  • Ulangi langkah 6 dan 7 untuk titik ekstrim kedua..
  • Titik pertemuan antara dua buah garis tersebut adalah posisi kita berada di dalam peta.

INTERSECTION
Intersection adalah teknik menentukan titik koordinat dari suatu objek yang berada di tempat lain di dalam peta. Misalnya seperti menetukan lokasi titik kebakaran. Sebelum melakukan intersection, kita harus terlebih dahulu mengetahui koordinat kita di dalam peta. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode resection.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan pada saat melakukan intersection adalah sebagai berikut:
  • Lakukan resection.
  • Bidik objek yang sedang kita amati dan hitung sudut Azimuthnya.
  • Posisikan titik tengah proctractor pada posisi kita di dalam peta.
  • Tarik garis sebesar sudut Azimuth yang sudah didapat.
  • Untuk mendapatkan sudut kedua, maka kita harus berpindah ke posisi lain.
  • Ulangi langkah 1, 2, 3, dan 4.
  • Titik pertemuan antara dua buah garis tersebut adalah posisi kita berada di dalam peta.

Navigasi Darat


PENDAHULUAN
Navigasi secara umum dapat diartikan suatu teknik yang digunakan untuk menentukan posisi dan arah lintasan perjalanan secara tepat. Navigasi sendiri memiliki banyak cabang ilmu, tergantung dari medan yang akan dilewati. Dalam dunia kepecinta-alaman, jenis navigasi yang biasa digunakan adalah navigasi darat.
Teknik navigasi darat dapat digunakan untuk menentukan posisi pada saat kita berada di alam bebas yang memiliki kontur tidak rata, seperti di gunung misalnya. Hal-hal penting yang berkaitan dengan navigasi darat itu sendiri adalah peta, kompas, proctractor, dan orientasi medan.

PETA
Peta adalah gambaran rupa bumi yang diproyeksikan pada medan datar. Peta yang biasa digunakan untuk navigasi darat adalah peta topografi.
Peta topografi memiliki garis-garis kontur yang menyatakan ketinggian medan. Contoh peta topografi dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Peta Topografi
Semakin rapat jarak antar garis kontur menandakan semakin curam pula kemiringan tanah pada medan sebenarnya. Beda ketinggian untuk setiap kontur dapat dihitung dengan rumus 1/20 X Skala Peta. Misalnya, jika peta tersebut memiliki skala 1:50000, maka beda ketinggian antara tiap garis konturnya adalah:
1/20 X 50000 = 2500 cm = 25 m
Tetapi rumus ini tidak berlaku untuk semua peta, misalnya seperti pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, di dalam legenda peta tertera interval kontur 10 m, sehingga rumus yang berlaku menjadi 1/25 X Skala Peta.
Belum ada rumus baku untuk menentukan interval kontur karena kebijakan yang diterapkan oleh masing-masing pembuat peta tidak sama.

KOMPAS
Kompas adalah alat navigasi yang digunakan untuk menentukan arah. Kompas ini berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan posisinya dengan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi
Jenis kompas yang biasa digunakan untuk navigasi darat adalah kompas prisma dan kompas silva.
Kompas PrismaKompas Silva

PROCTRACTOR
Proctractor adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut pada peta topografi. Dalam navigasi darat peranan proctractor ini cukup penting, karena apabila terjadi kesalahan pengukuran, maka jalur pendakian yang dilewati akan melenceng dari yang telah direncanakan.
Proctractor


ORIENTASI MEDAN
Orientasi medan adalah adalah proses pengamatan pada jalur yang sedang dilewati dengan menggunakan panca indera kita. Hal ini bertujuan untuk memperkirakan keadaan yang akan atau mungkin sedang terjadi di sekitar kita. Orientasi medan yang tepat akan memudahkan kita dalam setiap perjalanan di alam terbuka.

26 April 2013

MOUNTAINEERING DAN MANAJEMEN PERJALANAN



Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan. Masyarakat awam lebih mengenal mountaineering dengan sebutan mendaki gunung.
Mendaki gunung adalah suatu olahraga menantang, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Kegiatan ini termasuk dalam kegiatan berisiko tinggi (high risk activity) sehingga untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan maka sebuah kegiatan alam bebas harus dipersiapkan secara matang oleh para pelakunya. Dalam kata lain, mounteneering memerlukan sebuah manajemen. Manajemen yang diperlukan antara lain manajemen perjalanan, manajemen  ransel, manajemen camp, dan manajemen logistik.
 Tujuan dari manajemen tersebut adalah mengoptimalkan kegiatan mounteneering sehingga menjadi tertata serta kegiatan tersebut bisa terlaksana dengan lancar.
SISTEM PENDAKIAN
1. Himalayan System
Merupakan sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.
2. Alpine System
Merupakan sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.
PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :
1.      Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

2.                  Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.
3.        Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.
4.        Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.
MANAJEMEN PERJALANAN
            Petualangan alam bebas adalah kegiatan yang termasuk dalam kegiatan beresiko tinggi (high risk activity), sehingga untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan maka sebuah kegiatan alam bebas harus dipersiapkan secara matang oleh para pelakunya. Oleh karena itu perlu sebuah manajemen perjalanan yang tertata agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan lancar. Secara garis besar sebuah kegiatan terbagi menjadi 3 fase:
1.      Pra kegiatan
2.      Pelaksanaan kegiatan
3.      Pasca kegiatan
1.      Pra kegiatan
A.    Perencanaan kegiatan
§  Maksud dan tujuan kegiatan
Ini adalah awal dari rangkaian kegiatan yaitu menentukan maksud perjalanan, tujuan lokasi, dan target yang akan dicapai. Contohnya yaitu kita akan mengadakan ekspedisi penelitian budaya ke pedalaman suku baduy, target yang akan dicapai antara lain pendataan sosial ekonomi, penelitian kepercayaan suku baduy, dll.
§  Perencanaan waktu dan tempat
§  Pengumpulan data lokasi kegiatan
Seperti letak geografis dan administratif, kondisi wilayah (medan, masyarakat dan lingkungannya), budaya masyarakat lokal, akses ke lokasi, dan info-info penting lainnya tentang daerah tersebut.
§  Perencanaan pendanaan
§  Perencanaan kegiatan perjalanan
§  Perencanaan logistik perlengkapan dan perbekalan
§  Pembentukan tim
B.     Persiapan perjalanan
Dilakukan sesuai dengan kebutuhan kegiatan tersebut. Meliputi ketua pelaksanan, sekretaris, bendahara, pendanaan, perlengkapan, perizinan dan transportasi, dokumentasi serta operasional lapangan yang mengurusi masalah teknis selama kegiatan
§  Perijinan dan administrasi
§  Pendanaan
§  Pembuatan agenda kegiatan
§  Pendalaman materi
Pendalaman materi disesuaikan dengan maksud dan tujuan kegiatan. Misalnya apabila akan melaksanakan perjalanan mendaki gunung es maka materi yang diberikan adalah yang berkaitan dengan pendakian gunung es seperti teknik pemanjatan gunung es, mountain sickness, dll.
§  Persiapan fisik
Fisik sangat menentukan kelancaran kegiatan alam bebas, oleh sebab itu perlu adanya latihan fisik guna mempersiapkan kondisi fisik sebbelum kegiatan. Latihan atau training adlah suatu proses yang berlangsung secara sistematis, dilakukan secara berulang-ulang dengan kian bertambah jumlah beban latihannya dengan bentuk latihan yang spesifik.
§  Persiapan perlengkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan perlengkapan perjalanan yaitu kesesuaiannya dengan lokasi kegiatan, sesedikit mungkin barang dengan kegunaan sebanyak mungkin. Adapun spesifikasi perlengkapan yaitu perlengkapan pribadi dan perlengkapan kelompok.
§  Persiapan perbekalan makanan
Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan perbekalan:
- sesuaikan perbekalan dengan lamanya perjalanan, aktifitas yang akan dilakukan, serta kondisi medan
- mengandung kalori dan gizi yang cukup, serta tidak asing bagi lidah dan penciuman
- sebaiknya siap saji, irit air dan bahan bakar
Setelah perencanaan perbekalan dengan informasi lengkap, perkirakan kondisi medan dan aktifitas yang akan dilakukan, yaitu dengan melakukan hal-hal berikut:
-         perhitungkan kalori yang dibutuhkan
Susun daftar makanan yang memenuhi rencana diatas, kemudian kelompokkan menurut komposisi dominan, kemudian hitung masing-masing kalori totalnya pada keadaan siap dimakan
-         apabila ada kekurangan, tambahkan dengan suplemen berupa vitamin
§  Survey kelayakan lokasi kegiatan
Setelah data tentang lokasi kegiatan telah terkumpul, perlu diadkan survey uji kelayakan lokasi kegiatan agar segala kemungkinan kendala bisa diantisipasi
§  Try out
Untuk menilai kesiapan tim baik materi, fisik, Dan kemampuan lainnya, maka tim yang akan melakukan kegiatan perlu mengikuti try out. Hasil try out ini menjadi acuan kelayakan tim untuk melanjutkan kegiatan selanjutnya.
C.     Publikasi kegiatan
Manfaat publikasi antara lain:
§  Menunjang pencarian dana dalam kegiatan
Sumber dana kegiatan biasanya berasal dari dana organisasi dan sponsor. Sebuah perusahaan atau instansi bersedia mengeluarkan dana sponsor apabila kita memiliki ruang pumblikasi yang menguntungkan untuk mereka.
§  Sebagai citra organisasi
Pubikasi kegiatan yang baik akan berimbas pada meningktnya citra organisasi yang melakukan kegiatan tersebut.
§  Sebagai informasi bagi masyarakat
§  Untuk dokumentasi
2.      Pelaksanaan kegiatan
A.    Pembagian tugas dan kerjasama tim
Pembagian tugas disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan lapangan. Ketua pelaksana beserta panitia sebagai penanggungjawab seluruh kegiatan dan mempersiapkan semua kebutuhan pra kegiatan, sedangkan operasional lapangan mengkoordinir tim lapangan. Pembagian tugas tim lapangan ditentukan sesuai dengan kebutuhan.
B.     Manajemen perlengkapan dan perbekalan
Perlengkapan dan perbekalan adalah bagian paling penting dalam kegiatan, oleh sebab itu perlu pengaturan dalam penggunaannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan perlengkapan dan perbekalan antara lain:
§  data semua perlengkapan dan perbekalan
§  rencanakan penggunaan peralatan perharinya
§  jaga dan rawat peralatan tersebut
§  bawa alat dalam jumlah sesedikit mungkin dengan manfaat yang sebanyak  mungkin
C.     Sistem komando, komunikasi, dan rescue
Untuk kelancara kegiatan lapangan maka perlu sistem komando dan komunikasi yang bagus sehingga segala sesuatu seperti informasi mendadak, pengiriman berita dan data kecelakaan dapat direspon dengan cepat
D.    Dokumentasi kegiatan
Mendokumentasikan kegiatan dalam bentuk foto, video, jurnal, dll sangat diperlukan. Selain sebagai bahan untuk laporan kegiatan, dokumen tersebut juga menjadi bahan untuk publikasi kegiatan tersebut.
3.    Pasca kegiatan
A.    Laporan kegiatan
Laporan kegiatan adalah bentuk hasil kegiatan yang dapat digunakan menjadi acuan dan tolak ukur kegiatan selanjutnya
B.     Evaluasi kegiatan
Evaluasi kegiatan bertujuan agar segala kekurangan selama kegiatan bisa diminimalisir untuk kegiatan selanjutnya.

Jungle Survival


“Janganlah Mencoba untuk menaklukan Alam Tapi Cobalah untuk bersahabat dengan Alam Sebagai bukti kesungguhan mencintai Alam”
A. Bila Tersesat
Dalam melakukan perjalanan (darat, laut, maupun udara) kita berharap selamat sampai tujuan. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan yang matang, kita sudah mempelajari manajemen perjalanan pada materi yang lalu. Akan tetapi, kemungkinan hal-hal yang tidak kita inginkan dapat terjadi misalnya tersesat. Faktor yang menyebabkan diantaranya factor alam dan factor manusianya sendiri. Dalam keadaan seperti ini ada pedoman yang harus diingat yaitu STOP yang merupakan kependekan dari:

S = Stop/siting, berhenti dan istirahatlah kalau perlu sambil duduk. Usahakan menenangkan pikiran dan JANGAN PANIK!.
T = Thinking, gunakan akal sehat dan selalu sadar akan keadaan yang sedang dihadapi.
O = Observe, amati keadaan sekitar, tentukan arah, manfaatkan alat-alat yang ada dan hindari hal-hal yang tidak perlu.
P = Planning, buat rencana untuk mengatasi masalah. Jangan lupa pikirkan konsekuensinya bila sudah memutuskan apa yang akan dilakukan.
Pedoman Memilih Jalan
Berjalan di hutan-hutan pegunungan memiliki kiat yang tersendiri. Sedapat mungkin berjalan di punggung gunung. Pilihan ini memungkin untuk melakukan orientasi medan lebih mudah dari pada kita berjalan di lembah. Di bagian-bagian tertentu punggungan biasanya ada celah terbuka yang memungkin untuk memperkirakan arah dan posisi survivor. Lagi pula ada kebiasaan orang utas (perambah hutan) untuk membuat jalan di punggung gunung. Bila menemukan jalan setapak ikutah jalan tersebut. Hampir dapat dipastikan akan menemukan pemukiman orang.

Kedua adalah berjalan di dekat batang air atau sungai. Untuk hutan-hutan dataran rendah, berjalan didekat sungai memungkinkan untuk bertemu dengan jalan setapak seperti diatas. Jalan-jalan ini biasanya berpangkal di kelokan sungai atau didekat hulu-hulu sungai di bagian yang landai merupakan lekuk pendaratan bagi perambah hutan. Dengan mengikuti jalur sungai ada beberapa keuntungan yang dapat diraih. Yang jelas survivor tidak perlu khawatir kehabisan air dan bahan makanan. Ikan, reptil, dan bahkan mamalia kecil banyak bersarang didekat tepi sungai. Keuntungan yang lain adalah umumnya pemukiman orang dibuat di dekat atau di tepi sungai, sehingga peluang untuk bertemu manusia lebih besar.
Yang perlu diperhatikan dalam berjalan di tepi sungai adalah bahaya yang berasal dari binatang buas dan datangnya banjir secara tiba-tiba. Demikian pula berjalan mengikuti jalur air / sungai tidak dianjurkan karena khawatir terjebak dalam lembah sungai yang curam dan atau bertemu dengan tebing air terjun yang tak terlewati.
Orientasi medan dapat dilakukan siang dan malam hari, namun berjalan hanya boleh dilakukan di siang hari. Khususnya dipegunungan, orientasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan punggung atau puncak tebing yang terbuka, pohon yang mungkin dipanjat atau pandangan dari celah-celah lembah sungai. Dimalam hari orientasi dapat dilakukan dengan bantuan cahaya lampu-lampu dari pemukiman. Meskipun nampak dekat, berjalan dimalam hari sama sekali tidak dianjurkan. Bahaya tersesat, terjebak atau terjatuh dalam jurang atau serangan binatang liar amat besar kemungkinannya.
Setiap kali berpindah tempat, usahakan untuk selalu meninggalkan jejak yang jelas. Torehan di batang pohon, bekas-bekas tebasan semak belukar, dedaunan yang dipatahkan atau diletakkan dengan posisi tertentu. Jejak yang dibuat amat bermanfaat untuk apabila survivior menemui jalan buntu dan ingin merunut kembali jalan semula. Selain itu jejak ini juga bermanfaat bagi tim pencari untuk menelusuri arah yang ditempuh survivor.
Dalam mencari jalan keluar perhatikan kondisi pikiran maupun fisik yang ada. Apabila sudah buntu / belum menemukan jalan keluar maka kita jangan memaksakan diri untuk terus berjalan. Dengan pertimbangan yang matang maka lebih baik kita bertahan disuatu tempat yang sekiranya aman. Untuk dapat bertahan hidup di tempat tersebut dalam beberapa waktu maka pengetahuan tentang survival mutlak harus di kuasai.
B. Pengertian SURVIVAL
Banyak versi tentang pengertian survival. Survival berasal dari bahasa inggris survive atau to survive yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor mwngalami kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan demikian sukar mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.

Berbagai tehnik survival telah dikembangkan orang untuk menghadapi kondisi medan yang memang beragam. Kita mengenal tehnik survival laut (sea survival) yang dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan kecelakaan di laut, survival padang es bagi yang tersesat di pegunungan atau padang salju, survival rimba (jungle survival) bagi yang mengalami musibah atau tersesat di rimba daratan atau pengunungan, survival gurun dan lain sebagainya. Walaupun demikian, terdapat kesamaan tujuan yang mendasari berbagai tehnik survival tersebut, yaitu memulihkan kembali hubungan dengan masyarakat umum. Oleh sebab itu yang ditekankan dalam setiap tehnik survival ini adalah bertahan hidup, mempertahankan hidup lengkap dengan segenap kemampuannya dan kemudian memutuskan isolasi yang menghambat komunikasi survivor dengan masyarakat umum.
Seseorang yang tidak diketahui namanya, telah menyusun dengan bagus kalimat-kalimat dalam bahasa inggris yang merangkai kata SURVIVAL. Kamlimat-kalimat ini menggambarkan prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang survivor, yaitu;
Size Up the Situation, pandailah dalam menilai situasi, setiap kondisi lingkungan dan perubahan-perubahannya harus betul-betul diperhatikan agar selamat.
Undue Haste Make Taste, jangan tergesa-gesa, biar lambat asal selamat. Setiap tindakan hendaknya dipikirkan untung ruginya. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat kematian.
Remember Where You Are, Ingat dimana kamu berada. Baik posisi harfiah yang berarti lokasi dimana berada maupun posisi yang berarti kondisi dan kedudukan diri pada saat itu.
Vanquish fear and panic, Kuasai diri dari rasa takut dan panic yang dapat menumpulkan nalar dan pikiran yang jernih.
* Improvise, Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan segenap kemampuan dan pengetahuan untuk keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi.
Value living, Hargailah kehidupan. Jangan siasakan hidup dengan mengambil keputusan yang ceroboh. Buang pikiran jauh-jauh dari keinginan bunuh diri.
Act like the native, Sesuaikan diri dengan penduduk setempat, sesuaikan dirimu dengan lingkungan disekitarmu.
Learn basic skill, Pelajari dasar-dasar pengetahuan dan latihlah kemampuan di alam bebas.

Menurut jumlah orangnya survival ada dua macam yaitu survival individu dan survival kelompok. Dalam survival individu atau sendiri, akan mengundang rasa kesepian dan bosan selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah masalah besar yang harus segera diatasi dan dihindarkan. Karena hal tersebut akan dapat membuat perasaan tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan untuk hidup. Kesepian dan bosan hanya bisa ada dalam suatu lamunan yang disetujui oleh tindakan dan pikiran. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untu k mengkoordinasikan setiap anggota kelompok. Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah;
· Menyusun rencana yang melibatkan seluruh anggota dan keselamatan menjadi milik bersama.
· Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat diselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
· Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam kelompok.

C. Kebutuhan Seorang SURVIVOR
Kehidupan merupakan salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Dan hidup manusia amat berharga dari detik ke detik, tak peduli apakah orang itu jelek ataupun baik kelakuannya. Karena itu mempertahankan hidup merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Batas kemampuan manusia dalam berusaha adalah ”PINGSAN ATAU MATI” sebelum itu terjadi pantang bagi kita untuk putus asa. Sebelum ajal berpantang untuk mati.

Berhasil atau tidaknya keluar dari keadaan tidak menentu ini, semua tergantung pada diri kita sendiri. Awal dari keberhasilan kita adalah menanamkan atau menumbuhkan dari semangat “HARUS HIDUP”. Tanpa semangat itu, kecil kemungkinan dapat keluar dari keadaan ini. Setelah mendapatkan semangat “HARUS HIDUP” maka kebutuhan yang harus dimiliki seorang survivor adalah :
1. Sikap mental yang mendukung survival diantaranya ; semangat, percaya diri, akal sehat, disiplin dan rencana kegiatan yang matang, serta kemampuan belajar dari pengalaman.
2. Pengetahuan, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan tehnik survival yaitu ; cara membuat tempat perlindungan (bivoak), pengetahuan cara memperoleh air dan makanan, membuat api, orientasi medan dan lain-lain.
3. Pengalaman dan Latihan, Survival adalah seni dan perlu kreativitas untuk menjalaninya, semakin kreatif seseorang maka semakin besar peluang orang tersebut untuk tetap hidup bahkan bisa menolong nyawa orang lain. Oleh karena itu pengalaman dan latihan sangat menentukan keberhasilan.
4. Peralatan atau Survival Kit, biasakan SELALU membawa survival kit dalam setiap perjalanan. Karena dengan memiliki survival kit, satu set perlengkapan sudah dimiliki untuk keadaan darurat. Isi kotak survival kit diantaranya ; korek api kedap udara, lilin, kaca pembesar, cermin, jarum dan benang, kail dan senarnya, sol sepatu dan benangnya, kompas, senter kecil, dan obat-obatan.
D. Langkah-langkah dalam survival
Sekali lagi, keputusan yang salah dalam menentukan suatu keputusan akan berakibat kematian. Untuk itu kita harus benar-benar dalam setiap mengambil keputusan. Ada beberapa langkah yang direkomendasikan dalam melakukan survival antara lain ;

1. Mengkoordinasikan anggota, bila beberapa orang, pilihlah salah seorang dari kelompok sebagai ketua. Seorang ketua sangat diperlukan untuk mengatur dan menentukan keputusan bila terjadi perselisihan.
2. Melakukan pertolongan pertama, obatilah anggota yang sakit agar tidak menjadi lebih parah. Dalam keadaan seperti ini penyakit yang ringan dapat berkembang bahkan dapat menyulitkan kita nantinya.
3. Melihat kemampuan dan keadaan anggota kelompok, hal ini akan berguna dalam pembagian tugas. Bedakan berdasarkan kondisi kesehatan, fisik dan mental. Karena jika salah memberikan tugas pada seseorang akan menghambat rencana bahkan dapat berakibat fatal.
4. Mengadakan orientasi medan, usahakan untuk mengetauhi posisi kita, kemungkinan pemukinan penduduk, dan perkiraan jalan keluar.
5. Mengadakan penjatahan makanan, perhitungkan jumlah makanan yang tersedia, jumlah anggota, perkiraan waktu. Disamping itu, mencari sumber makanan yang harus diusahakan dari luar rencana penjatahan. Mengenai cara mendapatkan makanan dan air akan dibahas lebih lanjut.
6. Membuat rencana kegiatan dan pembagian tugas, rencana yang dibuat se-rasional mungkin dan berdasarkan pertimbangan yang matang. Pembagian tugas sesuaikan dengan kondisi saat itu.
7. Usahakan menyambung komunikasi dengan dunia luar, jangan melakukan hal-hal yang berlebihan terlebih menguras tenaga kita. tandailah jalan yang telah kita lewati dan mencari perhatian dengan cara membuat asap, menjemur pakaian di tempat tinggi dan atau terbuka, memantulkan sinar matahari dengan cermin dan lain-lain.
8. Mencari pertolongan. Selalu dan selalu berusaha mencari pertolongan. Buatlah kode-kode dari darat ke udara yang dapat membantu tim penolong, khususnya yang mencari survivor lewat udara. Tanda-tanda yang diberikan harus berukuran cukup besar, menyolok, kontras dengan warna latar belakangnya, dan ditempatkan di tempat yang mudah terlihat dari udara dan atau dari kejauhan. Isyarat boleh dibuat dari benda atau bahan apa saja yang mudah diperoleh. Beberapa kode dari darat ke udara berupa pola-pola yang dibuat di atas tanah adalah sebagai berikut;
E. Memelihara kondisi tubuh
Membuat tempat berlindung (selter / bivoauk)

Kondisi survival adalah keadaan yang tidak menentu, kondisi dimana survivor harus selalu siap dengan segala kemungkinan yang terjadi dengan fasilitas dan sarana sederhana yang ada disekitarnya. Pada keadaan ini, dimana belum dapat dipastikan kapan keluar dari situasi tersebut membuat bivoauk adalah pilihan yang tepat. Tujuannya adalah untuk melindungi diri dari pengaruh alam seperti panas hujan, angin dan dingin.
Dalam membuat bivoauk harus disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi disekitarnya (IMPROVISASI). Hematlah tenaga dengan mencari bahan-bahan yang mudah kita dapatkan disekitar kita. Karena pekerjaan ini sangat menguras tenaga. Lakukanlah pekerjaan yang dirasa perlu dan penting, karena pemborosan tenaga akan mempercepat turunnya daya tahan tubuh. Bivoauck dapat dibuat dari bahan-bahan yang sengaja di bawa misalnya dome/tenda atau bahan-bahan yang tersedia di alam seperti dedaunan, ranting pohon, cekungan dan lain sebagainya. Prinsipnya adalah; CEPAT, AMAN dan NYAMAN.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat tempat perlindungan antara lain ;
1. Untuk berapa lama, dengan merencanakan berapa lama berlindung disuatu tempat, penghematan tenaga dan kesadaran emosi akan selalu terjaga. Akan tetapi bila kita selalu berpindah tempat maka pilihan yang tepat adalah Flying Camp. Untuk perkemahan mengembara (flying camp) sebaiknya jangan menggunakan bahan dari alam. Selain pemborosan tenaga, kondisi alam yang kita hadapi tidak selalu menyediakan kebutuhan kita. Untuk itu kita membutuhkan tenda / bahan yang ringan, mudah dilipat, tidak banyak memakan tempat, dan mudah dibongkar pasang. Tenda yang memenuhi persyaratan tersebut adalah tenda dome.
2. Sendiri atau kelompok, sesuaikan ukuran dengan jumlah orang dan barang. Tidak terlalu sempit dan tidak terlalu luas, agar kehangatan tempat berlindung dan kenyamanannya tetap terjaga. Usahakan setiap anggota dapat tidur dalam posisi yang sempurna.
3. Pilih tempat yang sesuai, terlindung dari terpaan angin secara langsung, rata, jangan di tempat yang kemungkinan banjir, tidak di bawah pohon/ranting yang sudah mati/rapuh, bukan sarang dan jalur binatang. Gunakan bahan yang kuat dan usahakan sebaik mungkin karena akan turut menentukan dalam kenyamanan. Untuk waktu yang lama, dirikanlah bivoauk yang tidak terlalu jauh dari air agar mudah mendapatkan air. Tapi juga jangan terlalu dekat atau didaerah aliran air untuk menghindari bahaya banjir. Dirikan pada tempat yang terlindung dari terpaan angin dan jangan mendirikan pada daerah yang terbuka yang langsung diterpa angin. Dan yang terakhir pilihlah tempat yang rata dan kering.
4. Manfaatkan alat dan kondisi alam disekitar kita, misalnya tenda/dome, ransel, ponco, lubang besar dipohon, pohon tumbang, goa atau cekungan di lereng, dan lain-lain. Berdasarkan jenis bahannya bivouck dibedakan menjadi bivouck buatan dan bivouck alam. Bivouack buatan bivouack yang dibuat dari bahan-bahan yang dibawa maupun dari alam sedangkan bivouack alam adalah bivouack yang telah tersedia di alam misalnya cekungan, goa, pohon roboh dan lain-lain.

Contoh-contoh bivouack lihat di gambar (belum tersedia)
Air dan cara mendapatkannya
Air adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Dalam tubuh kita mengandung air sebanyak 75%, yang berperan dalam mempertahankan suhu tubuh, fungsi ginjal, dan menghilangkan rasa haus. Dengan meminum 4 – 5 liter air manusia dapat bertahan hidup 2 – 3 minggu sedangkan tanpa air manusia dapat bertahan hidup hanya 2 – 5 hari saja walaupun kondisi tubuh tidak terluka. Dalam keadaan survival jangan menunggu kehabisan persedian air, baru memulai mencarinya. Hematlah selalu air yang ada dan segera mencari sumber air terdekat untuk memenuhi persedian air kita. Kalau kondisi airnya terbatas lakukanlah pembagian jatah untuk setiap orang.

Air dapat dikonsumsi dengan baik apabila tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Untuk mendapatkan sekedar air sebenarnya tidak terlalu sulit apalagi hutan hujan tropis. Yang jadi pertanyaan adalah apakah air tersebut layak untuk kita konsumsi atau tidak. Berdasarkan sumber air yang diperoleh, ada air yang langsung dapat diminum dan ada yang harus mengalami treatment terlebih dahulu (dimasak, disterilkan, dan lain-lain).
Sumber air yang dapat langsung diminum
Pertama adalah air hujan. Meskipun kadang air hujan mengandung asam pada prinsipnya air hujan dapat diminum langsung, hanya diperlukan cara untuk mengumpulkannya. Cara mengumpulkan air hujan dapat dengan menggali lubang dan dipulas dengan tanah liat atau dasarnya dilapisi dengan bahan-bahan yang dapat menampung air seperti ponco, daun, alumunium foil, kulit kayu, plastik dan lain-lain. Ada baiknya setelah mendapatkan air kita masak terlebih dahulu.

Sumber yang kedua adalah dari tumbuhan dan atau lumut. Kita dapat memanfaatkan proses respirasi tumbuhan untuk mendapatkan air. Caranya adalah selubungkan sebuah ranting dan daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat. Penguapan dari daun akan menyebabkan timbul pengembunan pada plastik bagian dalam. Pilih bagian daun yang sehat dan banyak daunnya. Pada lumut kita dapat langsung menyerap air pada lumut dengan bahan yang mudah menyerap air seperti kain.
Sumber yang ketiga adalah embun. Pada daerah yang memiliki iklim yang sangat ekstrim dimana sangat panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari, kita dapat menampung embun sangat banyak. Untuk mendapatkan air kita dapat menggunakan kain, busa, ponco, plastik dan lain-lain.
Sumber yang keempat adalah tanaman rambat atau rotan yang ada di hutan. Potonglah dengan pisau setinggi mungkin yang dapat dijangkau kemudian potong juga bagian bawahnya yang dekat dengan tanah. Air yang menetes dari batang tersebut dapat ditampung atau langsung diteteskan ke mulut.
Sumber yang kelima adalah air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, biasanya setelah hujan ataupun embun di pagi hari, pada ruas bambu dan pada bunga kantong semar (Nephenthes sp) terdapat air. Untuk air yang dari kantung semar sebaiknya dimask dulu karena sering terdapat serangga yang sudah mati dan berbau.
Sumber keenam adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Dalam hal ini memanfaatkan uap air tanah yang ditahan kemudian ditampung kedalam suatu tempat. Caranya adalah galilah tanah dengan kedalaman tertentu kemudian gelarkan plastik diatas lubang tersebut kemudian ujungnya ditahan. Beri pemberat di bagian tengah plastik penutup lubang hingga plastik agak masuk kedalam lubang. Sebelumnya telah diletakkan suatu wadah tepat dibagian tengah pemberat hingga nantinya air akan menetes di wadah tersebut. (lihat gambar….)
Sumber air yang tidak dapat langsung diminum
Lubang Air dan. Air yang terdapat di tempat ini biasanya juga bercampur dengan lumpur, potongan ranting, daun-daun kecil dan partikel-partikel besar lainnya. Cara yang terbaik adalah membiarkan terlebih dahulu air untuk beberapa saat agar mengendap. Sedngkan yang terapung di permukaan dapat dipungut langsung. Cara lain adalah dengan menggunakan kain atau busa kemudian diletakkan di permukaan secara perlahan dicelupkan ke dalam air lalu di peras dan ditampung disuatu tempat. Bisa juga dilakukan penyaringan atau disterilisasi dengan bahan-bahan seperti tablet Halazone, Iodine, Butir garam abu permanganate, atau bahan lainnya yang dibawa.

Air yang menggenang. Walaupun kita kadang ragu akan kebersihannya, dalam keadaan darurat air seperti ini masih dapat dimanfaatkan. Cara paling aman untuk memanfaatkan air itu adalah dengan melakukan penyaringan.
Air hasil galian di pantai dan atau sungai yang kering. Air tersebut harus mengalami proses lanjutan yaitu dengan dimurnikan terlebih dahulu. Caranya adalah ukur jarak sekitar 5 – 7 meter diatas air pasang untuk melakukan penggalian dengan cara membuat lubang kecil. Air yang didapat dengan cara ini biasanya tidak mengandung garam. Sebagai catatan air yang segar akan terletak diatas air yang asin dalam lubang galian tersebut. Air yang didapat dengan cara ini walaupun agak payau akan tetapi aman untuk dikonsumsi. Apabila air masih terlalu payau maka dapat dilakukan penggalian dengan penambahan jarak galian atau dilakukan penyaringan.
Cara penyaringan air
Pertama penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan baju kaos yang berlapis. Lebih baik kaos yang berwarna putih karena akan lebih jelas terlihat apabila kaos penyaring tersebut kotor dapat dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penyaringan kembali.

Kedua. Dengan cara melewatkan air kedalam bambu. Tabung bambu bagian dasar dilapisi dengan kerikil dan ijuk atau bisa digunakan lapisan dedaunan kering dan rumput kering sebagai penyaringnya. Perlu diingat juga bahwa cara membersihkan air dapat dilakukan dengan mengendapkan selama 24 jam. Untuk menjaga kebersihannya maka sebaiknya tempat pengendapan ditutup rapat.
”INGAT! APABILA INGIN MINUM AIR, ambillah sedikit demi sedikit/ isapan. Jangan langsung minum sebanyak-banyak apabila menemukan air. Meminum sekaligus banyak hanya akan membuat muntah seseorang yang sedang kekurangan cairan (dehydrasi) sehingga akan membuat keadaan menjadi lebih parah.”
Tanda dari hewan ke sumber Air
Hewan bertulang belakang memerlukan air secara tetap. Hewan memamah biak biasanya hidup didekat air dan akan selalu berusaha di dekat sumber air. Hewan ini memerlukan air setiap sore dan pagi hari, bekas jejak hewan ini akan sangat jelas menuju ke lembah ke arah sumber air.

Burung pemakan buah tidak akan jauh dari sumber air. Binatang ini minum pada pagi dan sore hari. Apabila burung ini terbang langsung dan rendah maka itu tanda akan menuju air. Setelah minum burung tersebut akan terbang dari pohon ke pohon dan sering beristirahat. Pastikanlah lintasan terbang burung ini maka kemungkinan besar akan bertemu sumber air.
Serangga sebagai tanda yang baik terutama lebah. Mereka bisa terbang sekitar 6,5 Km dari sarang tetapi tidak mempunyai jadwal tetap mencari air. Semut sangat memerlukan air, sekumpulan semut yang berbaris menuju pucuk pohon untuk mengambil air yang terperangkap di sana. Seringkali penampungan air ini satu-satunya didaerah yang kering.
Menahan air dalam tubuh
Untuk menahan air dalam tubuh kita atau agar tidak cepat kehilangan kadar air dalam tubuh (dehydrasi) perlu diingat ;

* Hindari pergerakan yang berlebihan
* Untuk orang yang suka merokok, jangan terlalu banyak merokok.
* Berteduh di tempat yang teduh
* Jangan minum alcohol

· Bernapas melalui hidung, sedikit mungkin melalui mulut.
Perapian dan cara memasak dalam survival
“Kecil jadi sahabat besar jadi musuh” itulah api. Perapian merupakan hal penting yang harus kita pelajari dalam survival. Fungsi api dalam survival diantaranya sebagai penghangat tubuh, penerangan, menjauhkan hewan berbahaya, memasak, memberi tanda-tanda atau kode dll.

Dalam membuat api perlu diketahui 3 syarat yaitu udara, bahan bakar dan sumber panas. Satu syarat diatas tidak terpenuhi maka tidak akan terjadi pembakaran. Pilih tempat dekat shelter yang kering, terlindung dari angin dan dibersihkan dahulu dari serasah atau bahan lain yang mudah terbakar disekitarnya untuk mencegah kebakaran.
Dalam menyalakan api khususnya didaerah yang lembab, persiapkan tipe bahan sebagai berikut;
1. Tinder (penyala), material kering yang akan menyala dengan panas atau suatu percikan api.
2. Kindling (pemancing), material yang sudah disiapkan dan gampang menyala yang akan ditambahkan setelah bahan tinder menyala.
3. Fuel (bahan bakar), material ini diperlukan saat api sudah menyala besar dan baru dibutuhkan bahan pembakar yang agak besar dan terbakar secara pelahan-lahan.
Untuk daerah yang lembab (hutan hujan tropis) seperti kebanyakan hutan di Indonesia cara efisien dan efiktif adalah menggunakan korek api dan lilin agar tidak cepat mati. Akan tetapi apabila tidak korek api, ada beberapa cara yang dapat dicoba. Tetapi ingat cara ini memerlukan ketekunan dan kesabaran. Cara-cara yang dapat dilakukan diantaranya;
1. Menggunakan lensa / kaca pembesar / lup
2. Mengesekan kayu/bambu dengan kayu/bambu (keduanya harus kering)
3. mengesekkan pisau dengan batu dan atau batu dengan batu.
Tapi ingat, ketiga cara diatas tidak direkomendasikan di hutan yang lembab (Indonesia). Oleh karena itu bawalah selalu SURVIVAL KIT dalam setiap perjalanan.
Setelah dapat membuat api maka pengetahuan memasak dalam survival juga perlu untuk dipelajari. Memasak dalam survival adalah memberikan perlakuan terhadap bahan yang tersedia di alam untuk dimanfaatkan (dimakan). Tujuan dari memasak diantaranya; mengadakan sterilisasi, membuat bahan makanan agar mudah dicerna, menambah kenikmatan, dan lain-lain.
Apabila kita membawa peralatan memasak lengkap tentu tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi apabila peralatan kita minim atau bahkan tidak membawa peralatan masak kita bisa menggunakan fasilitas dari alam sebagai sarana. Cara memasak tersebut diantaranya;
1. Memasak dengan menggunakan kaleng bekas, pastikan kaleng yang akan kita gunakan bersih.
2. Dengan menggunakan bambu, ambillah batang bambu yang masih muda / masih hidup. Potong sesuai ukuran yang diperlukan. Masukkan beras atau bahan makanan kedalam lubang bambu kalau perlu tambah air. Masukkan bambu tersebut ke dalam bara api.
3. Memasak dengan menggali lubang di tanah, buatlah lubang di tanah secukupnya. Lalu daun tersebut dialasi dengan daun yang lebar yang bisa menahan air. Masukkan beras yang telah di cuci dan direndam beberapa saat ke lubang tersebut. Tutup dengan daun yang telah kita sediakan, selanjutnya tutup kembali dengan tanah. Buat api unggun diatasnya yang tidak terlalu besar tetapi menyala dengan konstan. Tunggu beberapa saat, lalu kita buka lubang tadi dan selanjutnya nasi siap untuk dimakan.
4. Memasak dengan menggunakan kelapa muda, ambil buah kelapa yang masih muda. Lalu kupas ujung bagian atasnya yang berfungsi sebagai lubang. Masukkan beras yang kita cuci kedalam buah kelapa tadi. Masukkan buah kelapa yang telah diisi beras tersebut kedalam bara api, tunggu dan beberapa saat sampai nasi matang.
Banyak fasilitas dari alam yang dapat kita gunakan sebagai sarana memasak. Hal ini tergantung pada kreatifitas dari survivor.
F. Sumber-sumber makanan dari alam
Survivor dapat bertahan hidup maksimal tanpa makanan selama 2 – 3 minggu. Kondisi ini apabila tidak ada air sama sekali. Sama seperti air jangan menunggu makanan habis untuk mencarinya. Menurut sumbernya makanan dapat diperoleh dari tumbuhan (Botani) dan hewan (Zoloogi).
Zoologi praktis
Tidak semua hewan dapat kita makan. Hal ini karena beberapa hewan dapat menimbulkan bahaya bagi manusia. Sebab-sebab hewan berbahaya tersebut karena;
- Mengandung bisa / racun. Bukan berarti kita tidak memakan jenis hewan ini, akan tetapi perlu diperhatikan bahayanya bagi tubuh kita. Apabila unsur racun / bisa dalam tubuh binatang ini bisa kita hilangkan maka kita dapat mengkonsumsinya. Binatang yang berbahaya tersebut diantaranya adalah; Nyamuk malaria, semut api, tawon atau lebah, kelabang dan atau scorpio/kalajengking, pacet, harimau, buaya, ular, ikan lepu batu, ikan pari dan lain-lain.
- Menyebarkan bau yang khas / busuk. Binatang tertentu tidak dapat dimakan karena mempunyai kelenjar bau yang menyebar secara khas (busuk). Ini dimunkinkan karena bau busuk tersebut berfungsi sebagai senjata untuk melindungi dari predator. Contoh binatang ini adalah tikus busuk atau cecurut.
Satwa sebagai Sumber makanan (lebih lengkapnya lihat di tabel):
· Molusca, contohnya siput dan kerang.
· Annelida, contohnya cacing tanah dan sondari (Pheretima sp)dan lintah (Hirudinaria sp).
· Insecta, contohnya belalang (Palanga sp)
· Crustacea, contohnya udang dan kepiting
· Pisces, semua ikan dapat dimakan.
· Amphibia, contohnya katak Rana sp
· Reptilia, contohnya ular, kadal, cecak dan lain-lain.
· Mamalia, contohnya kelinci, rusa, tikus dan lain-lain.
· Aves, contohnya ayam hutan Gallus gallus
Untuk mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau membuat peralatan sebagai berikut ;
· Tali, adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan seperti gambar……..
· Pisau, dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan
· Memancing, untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang
· Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
· Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang tersedia.
· Jerat,/Jebakan dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap khewan dalam kadaan survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat khewan, jenis jerat bermacam macam tergantung jenis serta ukuran khewan yang akan ditangkap. Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia kecil akan terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam mengambil tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa.Jerat yang aman dalam artian, hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah dengan membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan akan terjerat kakinya.Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang dipasang diantara dua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di jaring sehingga mudah untuk ditangkap
Botani praktis
Yang perlu diperhatikan dalam keadaan darurat untuk memakan tumbuhan yang tidak umum, sebaiknya memakan tidak hanya satu jenis tumbuhan saja. Dalam pemanfaatan sebagai bahan makanan ada beberapa cara yang digunakan, yaitu:
· Tumbuhan yang dapat dimakan langsung, biasanya Tumbuhan yang dimanfaatkan pada bagian buah serta daun atau pucuk. Contoh : Rasamala, gelagah, sintrong, bunut, putat dan lain-lain.
· Tumbuhan yang harus dimasak terlebih dahulu, Biasanya dimasak dengan cara direbus, dibakar atau digoreng. Contoh : Pucuk puring, umbut palem-paleman rotan, buah saninten, pasang, umbi talas dan lain- lain
· Tumbuhan yang harus diolah lalu dimasak, Biasanya dilakukan pengolahan terlebih dahulu seperti perendaman selama berhari-hari atau diberi campuran bahan penetral sebelum dimasak, atau dalam memasaknya harus sering mengganti air, karena apabila dimakan langsung dapat mengakibatkan gatal atau memabukan. Contoh : Umbi Acung, Suweg, gadung dll.
Pada dasarnya tumbuhan yang dimakan hewan dapat dimakan manusia. Namun dalam memanfaatkan tumbuhan hati-hati terhadap tumbuhan beracun, untuk itu perlu dilakukan tes apakah bisa dimakan atau tidak. Ambil sebagian tumbuhan tidak bergetah yang ingin dimanfaatkan coba patahkan kemudian oleskan ke kulit tunggu beberapa menit, apabila tidak terasa reaksi seperti gatal / panas, diulangi dengan menggunakan lidah apabila tidak ada reaksi juga berarti dapat dimakan.